Projabar.id,INDRAMAYU-Masyarakat Desa Pagirikan Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu menggelar acara tahunan Unjungan Buyut SURO menjungjung nilai tradisi Adat istiadat, digelar pada hari kamis (3/9/2024).
Acara tahunan tersebut, mengingatkan pentingnya menjaga dan melestarikan adat budaya warisan nenek moyang yang digelar setiap tahun sekali oleh sebagian masyarakat di kabupaten indramayu kususnya.
Unjungan buyut Suro, dimulai dari pemakaman komplek buyut SURO dan di arak sampai ke halaman kantor balai Desa Pagirikan dimeriahkan arak-arakan singa dangdut, ogoh-ogoh, Drumband dan tari lais dari indramayu barat.
Untuk menjaga, budaya serta adat Desa Pagirikan mengingatkan kita sebagai masyarakat pagirikan kususnya agar hidup rukun tentrem gema ripah loh jinawi.
Hal tersebut di sampaikan oleh Camat Kecamatan Pasekan Ibu Deden Nurjanah S.IP, Pada acara Unjungan Buyut Suro ia menghimbau pada masyarakat kalau Karnafal atau unjungan buyut Suro yang digelar setahun sekali diharapkan masyarakat desa pagirikan harus bisa menjaga warisan budaya nenek moyang desa pagirikan tercinta.
“Unjungan buyut Suro ini adalah momen yang di tunggu-tunggu oleh masyarakat pagirikan serta adat budaya yang harus di besarkan lewat acara festival unjungan ini” jelas Deden Nurjanah kepada masyarakat.
Iapun menambahkan, kalau pada acara karnaval unjungan BUYUT SURO diharapkan semua lapisan tokoh masyarakat dan para pengunjung agar bisa menciptakan kondusipitas keamanan berjalanya acara dan selalu waspada pada barang bawahan anda.
“Dalam acara festival unjungan buyut suro tahun ini untuk masyarakat agar bisa menciptakan suasan keamanan agar acara bisa berjalan lancar dan juga aman” imbuh nya.
Begitupun dari perwakilan panitia kegiatan yang ikut dalam acara unjungan buyut suro desa pagirikan tersebut, iapun menuturkan kepada awak media projabar.id digelarnya acara unjungan buyut suro tersebut semata-mata bertujuan untuk mengenang para sesepuh desa pagirikan serta menjung-jung adat budaya desa.
“Digelar acara unjungan buyut suro ini tidak lain adalah untuk mengenang para leluhur dan menjung-jung warisan budaya desa pagirikan kususnya” ungkap sala satu panitia.(BNI)
Tinggalkan Balasan